Oleh: Imam Nashirudin, SE., Ak, MM
Ada yang berpendapat bahwa keberhasilan mencapai target atau standar kerja suatu institusi atau suatu departemen adalah karena kebetulan, nasib baik, keberuntungan ataupun karena alasan rasi bintang dilangit. Untungnya orang yang mempunyai pandangan seperti itu jumlahnya sedikit. Prestasi kerja yang baik adalah buah dari kerja keras yang cerdas dan terarah. Selain do’a dan ridha Allah SWT, kepandaian, kreatifitas, team work yang bagus dan ketekunan adalah unsur utama.
Unsur-unsur tersebut sebenarnya sudah dimiliki oleh kebanyakan pegawai di kantor kita. Sayangnya banyak diantara kita yang menurut pendapat saya, kurang menyadari dan mereka menunggu sampai peristiwa-peristiwa genting terjadi sebelum kita menyiapkan diri.
Bekerja dalam kultur yang kompleks, awan badai selalu menggantung meskipun hujan belum juga turun. Pendeknya, suka atau tidak, tugas dan tanggung jawab untuk mengamankan penerimaan pajak yang selalu meningkat tiap tahun menghadang kita didepan. Yang saya maksudkan adalah: Kita diminta untuk membuat rencana kerja yang terinci dan applicable, membuat prognosa riil penerimaan sebagai akibat dampak kenaikan harga minyak, membuat analisa potential loss dengan adanya kebijakan penurunan suku bunga bank, menganalisis potensi penerimaan, melakukan intensifikasi, melakukan ekstensifikasi, membuat extra effort, membuat laporan penerimaan, hingga laporan evaluasi penerimaan akhir tahun.
Disitulah kita: Dalam waktu singkat tugas-tugas tersebut harus diselesaikan. Sesungguhnya, pada saat tulisan ini dibuat, kita tengah berada diambang banyak tugas yang belum akan berlangsung dalam waktu dekat ini.
Sayangnya, kita seringkali menunggu hujan deras sebelum kita mulai mempelajari dan mengumpulkan data. Pada saat itu, kita sudah harus melakukan intensifikasi dan melakukan extra effort guna mengamankan penerimaan, dimana waktunya sudah sangat mepet. Cukuplah dikatakan, satu-satunya pilihan pada saat itu adalah berimprovisasi atau jalani saja.
Kultur kita dipenuhi dengan pepatah yang mengingatkan untuk membuat perencanaan yang baik dan terinci dalam melaksanakan tugas, dan bukannya berimprovisasi, mulai dari pernyataan Benyamin Franklin yang menyatakan ”Jika anda gagal membuat rencana berarti anda membuat rencana untuk gagal” sampai motto pelatih football George Allen ”Definisi sukses adalah persiapan total”. Intisarinya adalah pentingnya memanfaatkan waktu sejak awal.
Jika saya akan melakukan hal yang baru, atau akan melakukan pendalaman terhadap masalah tertentu, saya selalu mengingatkan diri saya sendiri akan pepatah cina: ” Jika anda ingin tahu ada apa di depan sana, tanyalah orang yang baru saja kembali dari sana”. Menerapkan hal ini, saya selalu berusaha mempelajari arsip, dokumentasi terakhir dan mencari info ke pihak lain yang pernah berurusan dengan masalah yang sedang saya tangani. Bagaimanapun, peramal terbaik akan perilaku masa depan adalah perilaku masa lalu.
Singkatnya, marilah kita berintrospeksi diri, perbaiki kekurangan, akui kesuksesan teman dan tidak lupa saya mengucapkan selamat kepada yang telah mencapai prestasi baik di tahun ini.
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk merayakan prestasi yang telah dicapai, ada yang melakukan tradisi ”cukur gundul”, potong tumpeng ataupun mengadakan ceremonial dengan dimeriahkan oleh hiburan musik dangdut. Seperti salah satu perhelatan di Suatu kantor yang pernah saya lihat. Mungkin karena para pegawai sudah lama tidak bisa menghibur diri, maka giliran acara syukuran tiba, dimana dalam acara syukuran tersebut dimeriahkan dengan organ tunggal dan musik dangdut, hasrat pegawai untuk mencari hiburan tidak terbendung, goyangan ala Inul pun diumbar, termasuk ibu-ibu darma wanita dan para pegawai putri. Goyangan mereka tidak kalah seru dari pedangdut populer. ” Ayo, tariik mang......................” ujar seorang staf laki-laki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar